saya sudah beristri dan mempunyai 1 orang anak umurku kini 30 tahun , kami bertiga hidup sederhana saling menyayangi, akan tetapi saya mempunyai rahasia yg saya ingin jabarkan lewat tulisan ini yaitu kisahku menggunakan istriku, insiden ini terjadi beberapa tahun yang kemudian, ketika aku masih berpacara n dengan istriku.saya diperkenalkan kepada seluruh keluarga kandung dan famili besarnya. dan dari sekian banyak keluarganya, terdapat satu yg menggelitik perasaan kelaki-lakianku; yaitu saudara tertua perempuannya yg bernama Rima (sebut saja begitu).
Rima serta saya seusia, dia lebih tua beberapa bulan saja, beliau telah menikah menggunakan suami yang super sibuk serta telah dikaruniai 1 orang anak yang sudah duduk pada Sekolah Dasar. dengan tinggi badan 160 cm, berat badan lebih kurang 46 Kilo Gram, berkulit putih bersih, memiliki rambut indah tebal serta hitam sebahu, matanya bening, dan mempunyai suara relatif cempreng tapi menurutku seksi, sangat menggodaku.
pada awalnya kami biasa-biasa saja, mirip contohnya di saat aku menemani pacarku kerumahnya atau dia menemani pacarku kerumahku, kami hanya ngobrol seperlunya saja, tidak ada yang spesial sampai sesudah aku menikah dua tahun kemudian beliau menghadiahi kami (saya serta pacarku) menggunakan sebuah kamar pada hotel berbintang dengan beliau beserta anak tunggalnya ikut menginap di kamar sebelah kamarku.selesainya menikah, frekuensi rendezvous aku menggunakan Rima jadi lebih seringkali, serta kami berdua lebih berani buat ngobrol sembari diselingi canda-canda konyol. di suatu hari, saya serta istri beserta mertuaku berdatangan kerumahnya buat weekend dirumahnya yang memang enak buat ditinggali.
menggunakan bangunan megah berlantai dua, pekarangannya yg cukup luas serta ditumbuhi sang tumbuhan-tanaman hias, dan beberapa pohon rindang membuat mata segar Bila memandang kehijauan pada pagi hari. Letak rumahnya jua agak jauh dari tetangga membuat suasana mampu lebih private.Sesampainya disana, setelah istirahat sebentar rupanya istriku dan mertuaku mengajak buat berbelanja keperluan bulanan. tetapi aku agak mengantuk, sehingga aku meminta ijin untuk tidak ikut dan untungnya Rima memiliki supir yg dapat dikaryakan untuk sementara.Jadilah saya tidur di kamar tidur tamu pada lantai bawah. Kira-kira setengah jam saya mencoba buat tidur, anehnya mataku tak jua terpejam, sebagai akibatnya saya putus asa dan kuputuskan buat melihat program TV dahulu. aku bangkit dan keluar kamar, namun aku relatif kaget ternyata Rima tidak ikut berbelanja.Rima memakai kaus gombrong berwarna putih, lengan contoh you can see dan menggunakan panjang kausnya sampai 15cm diatas lutut kakinya yang putih mulus.“Lho..kok nggak ikut ?” tanyaku sembari semilir kuhirup wangi parfum yang dipakainya, harum dan menggairahkan,“Tauk nih..lagi males aja aku ..” sahutnya tersenyum serta melirikku sambil membentuk sirup orange dingin dimeja makan,“Anto kemana..?” tanyaku lagi ihwal suaminya,“Lagi keluar negeri, biasa..urusan kantornya..” sahutnya lagi. lalu saya menuju kedepan sofa tempat menonton TV kemudian aku asik menonton film pada TV. ad interim Rima berlalu menuju tingkat atas (mungkin ke kamarnya).Sedang asik-asiknya saya nonton, datang-datang kudengar Rima memanggilku berasal lantai atas;“pada..Adi..”, “Yaa..” sahutku,“Kesini sebentar deh pada..”, menggunakan tidak terburu-buru aku naik dan mendapatinya sedang duduk disofa besar buat 3 orang sambil meminum sirup orangenya serta menghidupkan TV. Dilantai atas jua terdapat ruang keluarga kecil yang lumayan tersusun apik dengan lantainya dilapisi karpet tebal dan empuk, serta hanya ada 1 buah sofa akbar yg sedang diduduki sang Rima.“ada apa neng..?” kataku bercanda sehabis aku hingga diatas dan langsung duduk di sofa bersamanya, saya diujung kiri dekat tangga serta Rima diujung kanan.“Rese luh..sini temenin saya ngobrol ama curhat” ucapnya, “Curhat apaan?”, “Apa! ajalah, yg penting aku terdapat temen ngobrol” ucapnya lagi. Maka, selama sejam lebih saya ngobrol tentang apa saja serta mendengarkan curhat tentang suaminya.Baru aku tahu, bahwa Rima sebenarnya “bete” berat dengan suaminya, sebab semenjak menikah acapkali ditinggal pulang usang sang suaminya, seringkali lebih berasal sebulan ditinggal.“Kebayangkan saya kayak gRimana ? kamu mau nggak temenin aku sekarang ini ?” tanyanya sembari menggeser duduknya mendekatiku selesainya gelasnya diletakan dimeja sampingnya. aku bisa menebak apa yg terdapat dipikiran dan yang diinginkannya ketika ini.“Kan saya kini lagi nemenin..” jawabku lagi sembari membenahi posisi dudukku supaya lebih nyaman dan relatif serong menghadap Rima. Rima makin mendekat ke posisi dudukku. sehabis tidak terdapat jarak duduk denganku lagi, Rima mulai membelai rambutku menggunakan tangan kirinya sambil bertanya “Mau..?”, saya diam saja sembari tersenyum dan memandang matanya yg mulai sayu menahan sesuatu yg bergolak.“BagaRimana dengan orang-orang rumah lainnya (pembantu-pembantunya) serta gRimana jika mendadak istriku serta nyokap pulang ?” tanyaku, “Mereka tidak akan datang kalau saya nggak panggil serta maknyak bisa berjam-jam jika belanja.” jawabnya semakin dekat ke wajahku.Sedetik kemudian tangan kirinya sudah dilingkarkan dileherku dan tangan kanannya telah membelai pipi kiriku dengan paras yg begitu dekat pada wajahku diiringi nafas harumnya yang sudah mendengus pelan namun tidak beraturan menerpa wajahku.Tanpa pikir panjang lagi, tangan kananku kuselipkan diantara lehernya yang jenjang serta rambutnya yg hitam sebahu, kutarik kepalanya dan kucium bibir merah mudanya yg mungil. Tangan kiriku yang tadinya diam saja mulai beranjak secara halus membelai-belai dipinggang kanannya.“Mmhh..mmhh..” nafas Rima mulai memburu serta mendengus-dengus, kami mulai saling melumat bibir serta mulai melakukan French kiss, bibir kami saling menghisap serta menyedot lidah kami yang relatif basah, very hot French kiss ini berlangsung dengan dengusan nafas kami yang terus memburu, saya mulai menciumi dagunya, pipinya, kujilati telinganya sementara waktu, menuju belakang telinganya, kemudian bibir serta lidahku turun menuju lehernya, kuciumi dan kujilati lehernya,“hhnngg.. Ahhdhii.. oohh.. honeey.. enngghh” desahnya sambil memejamkan matanya menikmati permainan bibir serta lidahku di leher jenjangnya yg putih serta ke 2 tangannya merengkuh kepalaku, sementara kepala Rima berkiprah kekiri serta kekanan menikmati kecupan-kecupan dan jilatan di lehernya.Tangan kiriku yang awalnya hanya membelai pinggangnya, kemudian turun membelai dan mengusap-usap beberapa ketika dipaha kanannya yang putih, mulus serta halus buat lalu mulai menyelusup kedalam kaus gombrongnya menuju buah dadanya.saya relatif terkejut merasakan butir dadanya yg relatif besar , bulat dan masih kencang, padahal setahuku Rima menyampaikan ASI ke anak tunggalnya selama setahun lebih. Tanganku berkiprah nakal membelai dan meremas-remas lembut dengan sedikit demi sedikit meremas pinggiran bawah buah dada kanannya.“butir dadamu masih kencang dan elastis neng.” kataku sembari kulepas permainan dilehernya dan memandang wajahnya yg anggun dan agak bersemu merah tanpa kusudahi remasan tanganku di butir dada kanannya.“engkau senang yaa..” sahutnya sambil tersenyum serta saya mengangguk. “Terusin dong..” pintanya manja sambil balik kami berciuman menggunakan bergairah. “Mmhh.. mmhh.. ssrrp.. ssrrp..” ciuman maut kami beradu balik . Tangan kiriku permanen menjalankan tugasnya, menggunakan lembut membelai, meremas, dan memuntir putingnya yang mengeras elastis .Tangan kanan Rima yg tadinya berada dikepalaku, sudah turun membelai tonjolan selangkanganku yang masih terbungkus celana katun. Rima menggosok-gosokkan tangan kanannya secara berirama sehingga membuat saya makin terangsang serta penisku makin mengeras dibuatnya.Nafas kami terus memburu diselingi desahan-desahan kecil Rima yang menikmati foreplay ini. Masih dengan posisi miring, tangan kiriku menghentikan pekerjaan meremas butir dadanya buat turun gunung menuju keselangkangannya.Rima mulai menggeser kaki kanannya buat meloloskan tangan nakalku menuju sasarannya. aku mulai meraba-raba CD yg menutup vaginanya yg kurasakan telah lembab dan basah. Perlahan kugesek-gesekkan jari jemariku ad interim Rima pasrah merintih-rintih serta mendesah-desah menikmati permainan jemariku serta pagutan-pagutan mungil bibirku dan jilatan-jilatan lidahku dilehernya yang jenjang serta halus diiringi desehan serta rintihannya berulang-ulang.Pinggulnya diangkat-angkat seperti memohon jemariku buat masuk kedalam CD-nya mempertinggi finger play ku. Tanpa menunggu, jariku berkiprah membuka ikatan kanan CD-nya serta mulai membelai rambut kemaluannya yang lembut serta relatif jarang.Jari tengahku sengaja kuangkat dahulu buat sedikit-sedikit menahan sentuhan pada labia mayoranya, ad interim ! jari telunjuk serta jari manisku yang bekerja menggesek-gesekkan dan agak kujepit-jepit pinggiran bibir vaginanya menggunakan lembut dan penuh perasaan.ad interim Rima memejamkan matanya dan asal bibir mungilnya mengeluarkan rintihan-rintihan pula desahan-desahan berkali-kali. kemudian jari tengahku mulai turun dan kugesek-gesekkan buat membelah bibir kemaluannya yang kurasa sudah basah.
Baca carita Lainnya di CASINO69
Berkali-kali kugesek-gesek dengan sisi pada jari tengahku, lalu mulai kutekuk serta kugaruk-garuk jari tengahku relatif pada pada bibir vaginanya yang elastis , lembut dan bersih. sementara Rima makin merintih-rintih serta mendesah-desah sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan gerakan naik turun kekiri serta kekanan “Ouuhh.. hemmhh.. sshh.. aahh.. Dhii.. eehhnakh.. honey.. oohh… ..sshh..” rintih serta desahannya berkali-kali.Finger play ini kusertai dengan ciuman-ciuman di leher serta bibirnya serta sembari kami saling menyedot pengecap. sehabis puas menggunakan posisi miring, lalu saya relatif mendorong tubuhnya buat duduk menggunakan posisi selonjor santaiSementara aku berdiri dikarpet dengan dengkulku menghadapnya, Rima relatif terdiam dengan nafasnya memburu, perlahan kubuka kaus gombrongnya, saat itulah saya dapat melihat tubuhnya separuh telanjang, lebih putih dan latif dibandingkan istriku yg berkulit agak kecoklatan, dua bukit kembarnya terlihat bulat membusung padat, sangat indah dengan ukuran 36B, putih, menggunakan puting merah belia dan sudah mengeras menahan nafsu birahi yg bergejolak.sambil tangan kiriku bertopang pada tepian sofa, mulutku mulai menciumi buah dada kanannya serta tangan kananku mulai membelai, menekan, dan meremas-remas butir dada kirinya dengan lembut.“Aahh.. hhnghh.. honeey.. enaak.. bangeet.. terruss.. aahh.. mmnghh.. hihihi.. auhh..adhi..” Rima bergumam tidak karuan menikmati permainanku, ke 2 tangannya meremas serta menarik-narik rambutku. Rima mendesah-desah serta merintih-rintih hebat ketika putingnya kuhisap-hisap dan agak kugigit-gigit mungil sambil tangan kananku meremas butir dada kirinya serta memelintir-pilintir putingnya.Rima sangat menikmati permainanku didadanya bergantian yang kanan serta kiri, sampai beliau tidak sadar berucap “Adhii.. oohh.. bhuat ahkhuu puas kayak adhikku di hotel dulu.. hhnghh.. mmhh..”, ups..saya agak kaget, tanpa berhenti bermain aku berpikir rupanya Rima menguping “malam pertamaku” dulu bersama istriku, memang pada malam itu dan pada ml-mililiter sebelumnya saya selalu membentuk istriku berteriak-teriak menikmati permainan sex-ku.Rupanya..Oke deeh saudara tertua, sekaranglah saat yg sebenarnya jua sudah aku tunggu-tunggu dari dulu. “Adhii.. sekarang dong.. aahh.. akhu telah nggak tahann.. oohh..” ujarnya, akan tetapi saya masih ingin berlama-lama menikmati kemulusan dan kehalusan kulit tubuh Rima.sesudah aku bermain dikedua buah dadanya, menjilat, menghisap, menggigit, meremas dan memelintir, aku jilati seluruh badannya, jalur tengah butir dadanya, perutnya yang ramping, putih dan halus, kugelitik pusarnya yg bersih dengan ujung lidahku, kujilati pinggangnya,“Aduuh.. geli dong sayang.. uuhh..”, kemudian aku menuju ke kedua pahanya yang putih mulus, kujilati dan kuciumi sepuasnya“Aahh.. ayo dong sayang.. engkau kok nakal sihh.. aahh..”, sampailah aku pada selangkangannya, Rima menggunakan CD transparan berwarna merah belia yang terbuat berasal sutra lembut, dan kulihat telah sangat basah sang pelumas vaginanya.“Sayang.. engkau mau ngapain?” tanyanya sambil melongokkan kepalanya kebawah kearahku. aku tersenyum dan mengedipkan mata kiriku kearahnya nakal. menggunakan praktis CD-nya kubuka ikatan sebelah kirinya setelah ikatan kanan sudah terbuka, sekarang tubuh Rima sudah polos tanpa sehelai benangpun menghalangi, lalu aku buka kedua kakinya serta kulihat pemandangan nirwana dunia yang sangat latif.Bibir vaginanya sangat higienis serta berwarna relatif merah muda dengan belahan berwarna merah serta sangat rupawan (mungkin sporadis dipergunakan sang suaminya) meskipun telah melahirkan satu orang anak, serta diatasnya dihiasi bulu-bulu halus serta rapi yang tak begitu lebat.“Oohh.. Rima.. bersih serta merah banget..” ujarku memuji, “hihihi.. senang ya..?” tanyanya, tanpa kujawab lidahku eksklusif bermain menggunakan vaginanya, kujilati seluruh bibir vaginanya berkali-kali up and down, tubuh Rima mengejang-ngejang“Aahh..aahh..dhhii..oohh..eenak adhii..aahh..Anto nggak pernah mau begini..mmhh..” lidahku mulai menjilati bibir vaginanya turun naik serta menjilati labia mayoranya menggunakan ujung! lidahku. Rima menggeliat-geliat, mendesah-desah, serta melenguh-lenguh, saya menjilati vaginanya sambil kedua tanganku meremas-remas ke 2 buah dadanya“Hhnghh.. nngghh.. aahh.. dhii.. honey..” gumamnya sangat menikmati permainan pengecap dan bibirku yg menghisap-hisap serta menjilat-jilat klitorisnya berulang-ulang, menghisap-hisap seluruh sudut vaginanya dan lidahku mendesak-desak kedalam liang vaginanya berkali-kali tanpa ampun“Oohhnghh.. dhii.. more.. honey.. more.. ahh..”, tangan kananku kemudian turun buat bergabung dengan bibir dan lidahku di vaginanya, a1bc0a542fbff72b575f3abcee82ea40 dengan gerakan maju mundur jari tengahku kumasuk-tuang kedalam lubang vaginanya yg telah becek, makin usang makin pada kumasukkan jari tengahku sembari permanen dinamis mundur.setelah masuk seluruhnya, jari tengahku mulai beraksi menggaruk-garuk semua bagian dinding dalam liang nirwana Rima sembari sekali waktu kugerakkan ujungnya berputar-putar dan kusentuh-sentuh wilayah G-spotnya, Rima meradang serta menggelinjang hebat saat kusentuh G-spot miliknya.Lidahku tidak berhenti menjilati sembari kuhisap-hisap klitorisnya. Rima berusaha mengimbangi finger playku dengan menggoyang-goyangkan pantatnya naik turun, kekiri serta kekanan dan bibirnya tidak berhenti merintih dan mendesah“Sshh..enghh..uuhh..Adhii..ouuhh..aahh..sshh..enghh..” tidak terdapat istilah-kata yang keluar berasal bibirnya selain suara rintihan, erangan, lenguhan dan desahan kenikmatan. lebih kurang 20 mnt kemudian liang vaginanya berkedut-kedut serta menghisap“Oohhnghh.. ahh.. dhii.. akhu.. sham.. oohh.. henghh.. sham.. phaii.. aahh.. honey.. hengnghh ..aa..aa..” Rima berteriak-teriak mencapai klRimaksnya sambil menyemburkan cairan kental berasal dalam vaginanya yang berdenyut-denyut berkali-kali“serrtt.. serrtt.. serrtt..” kucabut jariku dan aku langsung menghisap cairan yg keluar asal lubang vaginanya hingga habis tidak bersisa, tubuhnya mengejang serta menggelinjang hebat disertai rintihan kepuasan, kedua kakinya dirapatkan menjepit kepalaku, serta kedua tangannya menekan kepalaku lebih pada kearah vaginanya. kemudian tubuhnya mulai lemas selesainya menikmati klRimaksnya yg dahsyat“Aahh.. adhii.. eenghh.. huuhh..” vaginanya mirip menghisap-hisap bibirku yg masih melekat dalam serta erat di vaginanya. “Oh.. adi.. kamu gila.. lezat banget.. oohh.. lidah serta hisapanmu waow.. tob banget dah.. oohh..” ucapnya sembari tersenyum puas sekali melihat kearah wajahku yang masih berada diatas vaginanya sembari kujilati klitorisnya disamping itu tanganku tidak berhenti bekerja di buah dada kanannya, “Anto nggak pernah mau oral-in saya..oohh..” dengan selingan bunyi dan desahannya yang menurutku sangat seksi.sambil berkiprah duduk, Rima mengangkat kepalaku, dan melumat bibirku “kini gantian saya, engkau kini berdiri izin saya yang bekerja, oke ?!?” ungkapnya,“Oke honey, jangan kaget ya..” sahutku tersenyum serta mengedipkan mata kiriku lagi sambil berdiri, sekilas wajahnya agak keheranan tapi Rima eksklusif bekerja membuka gesperku, kancing dan retsleting celanaku. Rima agak terkejut melihat tonjolah ditengah CD-ku,“Wow..berapa ukurannya di ?” tanyanya, “Kira-kira aja sendiri..” jawabku sekenanya, tanpa ba bi bu Rima pribadi meloloskan CD-ku dan beliau relatif terbelalak dengan kemegahan Patung Liberty-ku menggunakan helm yang membuntal,“Aww.. gila.. muat nggak nih..?”, sebelum saya menjawab lidahnya yang kecil dan relatif tajam telah memulai serangannya menggunakan menjilati seluruh bagian penisku, dari ujung sampai pangkal hingga kedua kantung bijiku dihisap-hisapnya rakus “Sshh.. aahh.. Rima.. sshh..” aku dibuatnya merem melek menikmati jilatannya. “Abis dicukur ya ?” tanyanya sambil terus menjilat, saya hanya tersenyum sembari membelai kepalanya.kemudian Rima mulai membuka bibir mungilnya serta mencoba mengulum penisku, “Mm..” gumamnya, penisku mulai masuk 1/4 kemulutnya kemudian Rima berhenti dan lidahnya mulai beraksi dibagian bawah penisku sembari menghisap-hisap penisku “Serrp.. serrp.. serrp..”, tangan kirinya memegang pantat kananku serta tangan kanannya memilin-milin btg penisku, nikmat sekali cita rasanya “Aahh.. sshh…” saya menikmati permainannya, lalu lisan mungilnya mulai menelan batang penisku yang tersisa secara perlahan-huma, kurasa kenikmatan yang amat sangat dan kehangatan rongga mulutnya yg tidak ada taranya ketika penisku terbenam seluruhnya didalam mulutnya.relatif nyeri sedikit-sedikit diujung helmku, tapi itu dikalahkan nikmatnya kuluman bibir iparku ini. Rima mulai memaju mundurkan gerakan kepalanya sembari terus mengulum penisku, “Sshh.. aahh.. enak.. Rima..a hh.. terus .. sayang.. uuhh..” gumamku, lidahnya tidak berhenti bermain pula sebagai akibatnya aku mencicipi goyangan-goyangan kenikmatan dipenisku berasal ujung kaki sampai ke ubun-ubun, nikmat sekaliAku mengikuti irama gerakan maju mundur kepalanya dengan memaju mundurkan pinggulku, kedua tanganku ku benamkan dirambut kepalanya yang kuacak-rambang, Ahh nikmat sekali rasanya “Clop.. clop.. clop..”.selesainya itu menggunakan relatif membungkukkan posisi tubuhku, tangan kananku mulai mengelus-elus punggungnya sedangkan tangan kiriku mulai meremas-remas butir dada kanannya, kuremas, kuperas, kupijit dan kupuntir puting susunya, desahannya mulai terdengar mengiringi desahan dan rintihanku sembari tetap mengulum, mengocok serta menghisap penisku,Rima.. mmhh..” rintihku. Mendengar rintihanku, Rima makin meningkatkan kecepatan tempo permainannya, gerakan maju mundur serta jilatan-jilatan lidahnya yang basah makin menggila sembari dihisap serta disedot penisku, dipuntir-puntirnya penisku dengan bibir mungilnya dengan gerakan kepala yang berputar-putar membuat semua persendian tubuhku berdesir-desir dan aku merintih tidak karuan.“Aahh.. Rima.. oohh.. mmnghh.. gila benerr.. oohh..” Kuluman dan hisapannya tidak berhenti hingga 20 mnt, “Gila luh.. 20 mnt saya berkaitan dengan mulut kamu nggak klRimaks.. sampai pegel mulut aku .” ucapnya sambil berdiri dan melingkarkan kedua tangannya dileherku buat kemudian kami berciuman sangat panas, Rima sembari berdiri berjinjit sebab tinggiku 172 centimeter, sedangkan beliau 160 cm. 5 mnt kami menikmati ciuman membara.kedua tanganku meremas-remas ke 2 bongkahan pinggulnya yg bulat dan padat, tetapi elastis dan halus kulitnya, lalu aku membopongnya menuju kekamarnya sembari terus berciuman. sambil merebahkan tubuh mungilnya, kami berdua terus berciuman panas dan tubuh kami rebah dikasur empuknya sambil terus berpelukan.Nafas kami saling memburu deras menikmati tubuh yg sudah bersimbah keringat, berguling kekanan dan kekiri “Mmhh.. mmhh.. serrp.. serrp..”, tangan kananku kembali meluncur ke butir dada kirinya, meremas dan memuntir-puntir putingnya, Rima memejamkan mata dan mengernyitkan dahinya menikmati permainan ini sembari bibirnya dan bibirku saling mengulum deras, berpagutan, menghisap lidah, dan dengan nafas saling memburu.Kuciumi pulang lehernya, kiri kanan, Rima mendesah-desah sembari kakinya dilingkarkan dipinggangku dan menggoyang-goyangkan pinggulnya. Penisku terjepit diantara perutnya serta perutku, serta karena Rima menggoyang-goyangkan pinggulnya, kurasakan goresan-gesekan nikmat di penisku,“Aahh..ahh..adi..cumbui saya honey..ahh..puasi aku sayang..ehmm..” Rima mengerang-erang. saya balik meluncur ke ke 2 buah dadanya yang latif serta mulai menjilati, menghisap, menggigit-gigit mungil, meremas, serta memilin puting susunya yg sudah mengeras“Ahh.. terus honey.. oohh.. sshh..”, sehabis puas bermain menggunakan kedua butir dada indahnya, aku menuruni tubuhnya untuk melumat vaginanya, kujilati semua sudutnya, up and down, kuhisap-hisap klitorisnya dan kujilat-jilat, kuhisap-hisap lubang vagina serta klitorisnya sepuas-puasnya“Oohh.. oohh.. sshh.. aahh.. honey.. kham.. muu.. nakhal.. oohh.. nakhaal.. banget sihh.. henghh.. oohh.. emmhh..” desahan demi desahan diiringi tubuhnya yang menggelinjang serta berkelojotan, vaginanya terasa makin basah serta lembab, “Aaahh..dhhii..oohh..” vaginanya mulai mengempot-empot sebagai indikasi hampir mencapai klRimaks, sementara penisku sudah mengeras menunggu giliran buat menyerang.
aku melepas jilatan serta hisapanku pada vaginanya buat lalu beranjak keatas kearah wajahnya yg anggun, kulihat Rima mengigit bibir bawahnya dengan dahinya yang mengerenyit dan nafasnya yg memburu saat ujung penisku bermain di bibir vaginanya up and down“Mmhh.. adi.. mari dong.. aku udah nggak tahan nihh.. oohh.. jangan nakal gitu dong.. aahh..” Rima menikmati sentuhan binal ujung penisku dibibir vaginanya “Okhe.. honey.. siap-siap yaa..” kataku juga menunda ereksi yang sudah memuncak.Perlahan kuturunkan penisku menghunjam ke vaginanya “Enghh.. aahh.. adi.. oohh.. do it honey.. oohh..” desahnya, Vaginanya agak sempit serta kurasakan agak kempot kedalam menahan hunjaman penisku.“Slepp..” baru ketua penisku yang masuk, Rima berteriak “Enghh.. aahh.. enak sayang.. sshh.. oohh..” sambil mencengkeram bahuku mirip ingin membenamkan kuku-kuku jarinya kekulitku “ayo adi.. aahh.. terusss honey.. aahh.. aahh..” vaginanya kembali mengempot-empot serta menghisap-hisap penisku pertanda awal menuju klRimaks“Ahh.. Rima.. lezat banget..itu mu.. ahh..” aku menikmati hisapan vaginanya yang menghisap-hisap kepala penisku. tidak berapa lama lalu Rima kembali berteriak “Aadii.. aahh.. khuu.. aahh.. aahh.. oohh..” Rima kembali berteriak serta merintih mencapai klRimaksnya dRimana baru kepala penisku saja yg masuk.aku geregetan, sudah dua kali Rima mencapai klRimaks sedangkan aku belum sama sekali, begitu Rima sedang menikmati klRimaksnya, saya eksklusif menghunjamkan semua btg penisku kedalam liang vaginanya “Sloop..sloop..sloopp..” menggunakan gerakan turun naik yg berirama“Aahh.. aahh.. hemnghh.. oohh.. aahh.. dhii.. aahh.. aahh.. ehh.. nhak ..sha..yang.. enghh..oohh..” Rima mendesah-desah dan berteriak-teriak merasakan nikmatnya rojokan penisku di liang vaginanya yg sempit serta agak peret.saya terus menaik turunkan penisku serta menghunjam-hunjamkan keliang vaginanya, ad interim Rima makin melenguh, mendesah serta merintih-rintih merasakan goresan-ukiran btg penisku serta garukan-garukan kepala penisku didalam liang vaginanya yg basah serta kurasakan sangat nikmat, mirip menghisap dan memilin-milin penisku.suara rintihan serta desahan Rima semakin keras kudengar memenuhi ruang kamarnya sementara deru nafas kami semakin! memburu, serta akhirnya“Aahh.. dhii..ahh.. khuu.. sam..phai.. lhaa..ghii.. aahh..aahh.. aahh..” jeritnya terputus-putus mencapai kenikmatan ketiganya, aku masih belum puas, kutarik ke 2 tangannya dan saya menjatuhkan diri kebelakang sebagai akibatnya posisinya sekarang Rima berada diatasku.selesainya kami beradu pandang dan berciuman mesra sesaat, Rima mulai memaju mundurkan serta memutar pinggulnya, memelintir penisku didalam liang vaginanya, gerakan-gerakannya berirama serta semakin cepat diiringi suara rintihan serta desahan kami berdua,“Aahh.. Rima.. oohh.. lezat banget..aahh..” aku menikmati gerakan binalnya, sementara ke 2 tanganku balik meremas kedua butir dadanya serta jemariku memilin puting-putingnya “Aahh.. hemhh.. oohh.. nghh.. ” teriakannya balik menggema keseluruh ruangan kamar,“Tahan.. dhulu.. aahh.. tahan..” sahutku terbata menikmati ukiran vaginanya pada penisku, “Enghh.. akhu.. nggak khuat.. oohh.. honey.. aahh..” balasnya sambil mengelinjang-gelinjang hebat dengan vaginanya yg telah mengempot-empot “Seerrt.. seerrt.. seerrt..” Rima mengeluarkan banyak cairan berasal pada vaginanya dan aku mencicipi hangatnya cairan tadi diseluruh btg penisku, tubuhnya mengigil disertai vaginanya berdenyut-denyut hebat dan kemudian Rima ambruk dipelukanku kelelahan“Oohh.. adhi.. hhhh.. mmhh.. hahh..enak banget sayang.. oohh.. mmhh..” bibirnya pulang melumat bibirku sembari menikmati klRimaksnya yg keempat, ad interim penisku masih bersarang berdenyut-denyut perkasa didalam vaginanya yang sangat basah sang cairan kenikmatan berasal vagina miliknya yg masih berdenyut-denyut serta menghisap-hisap penisku.Kami terdiam sesaat, kemudian “aku haus banget sayang, aku minum dulu yaa..boleh ?” pintanya memecah kesunyian masih berpelukan erat sambil kubelai-belai punggungnya dengan tangan kiriku dan agak kuremas-remas pantatnya dengan tangan kananku,Boleh, tapi jangan usang-lama ya, saya belum apa-apa nih..” ujarku jahil sembari tersenyum. sembari mencubit pinggangku Rima melepas pelukannya, melepas penisku yg bersarang pada liang vaginanya “Plop..” sambil memejamkan matanya menikmati sensasi pergeseran penisku serta didinding-dinding vaginanya yg memisah buat kemudian berdiri serta berjalan keluar kamar mengambil sirup orange dimeja samping sofa.kemudian Rima berjalan kembali memasuki kamar sambil minum serta menawarkannya padaku. aku meneguknya sedikit-sedikit sembari mengawasi Rima berjalan menuju kamar mandi pada kamarnya yang akbar. latif sekali pemandangan tubuhnya berasal belakang, putih mulus serta tanpa cacat.Rima masuk kekamar mandi, sejenak kuikuti dia, kulihat Rima sedang membasuh tubuh indahnya yang berkeringat dengan handuk “Kenapa ? Udah nggak tabah ya ?” tanyanya sambil melirikku dan tersenyum menggoda.Tanpa basa-basi kuhampiri Rima, kupeluk asal belakang serta kuciumi tengkuknya, pundaknya serta lehernya. ad interim kedua tanganku bergerilya membelai kulit tubuhnya yang halus. “Aahh..beneran nggak sabar..hihihi..” ucapnya “Emang..abis upacaranya banyak amat.”.sembari permanen membelakanginya, tangan kananku mulai menuju kebuah dada kanan serta kirinya, dengan posisi tangan kananku yg melingkar di dadanya dua bukit bulat nan indah miliknya kugapai, ad interim tangan kiriku mulai menuju ke vaginanya.“Hemhh..sshh..aahh..enghh..” desahannya mulai terdengar lagi sehabis jari tengah tangan kiriku bermain di klitorisnya, sekali waktu kumasukkan serta kukeluarkan jari tengahku kedalam liang vaginanya yang mulai basah! dan lembab dan tidak ketinggalan tangan kananku meremas-remas buah dada kanan dan kirinya.kedua kakinya relatif diregangkan sehingga memudahkan jemari tangan kiriku bergerak bebas meng-eksplorasi vaginanya dan bibir serta lidahku tidak berhenti mencium jua menjilat seluruh tengkuk, leher dan pundaknya kiri dan kanan, ad interim tangan kanannya menggapai serta membelai-belai rambutku serta tangan kirinya membelai-belai tangan kiriku.“Ahh.. adhhii.. sshh.. mmhh..enak sayang..enghh..enaakhh..”, kurasakan vagina mulai berdenyut-denyut, kemudian agak kudorong punggungnya kedepan, kedua tangannya menjejak washtaffel didepannya, lalu pinggulnya relatif kutarik kebelakang dan pinggangnya agak kutekan sedikit demi sedikit kebawah.sehabis itu kudorong penisku membelah ke 2 vaginanya dari belakang “Srreepp..” aku tidak mau tanggung-tanggung kali ini, kujebloskan semua btg penisku kedalam liang vaginanya “Oouhh.. aahh.. adhhii.. oohh..” teriaknya berkali-kali seiring menggunakan hunjaman-hunjaman penisku, tangan kiriku mencengkeram pinggang kirinya sedangkan tangan kananku meremas-remas butir dada kanannya yg sudah sangat keras dan kenyal“Aahh.. adhii.. aahh.. harder.. aahh.. harder honey..aahh..” pintanya sehingga gerakan maju mundurku makin beringas “Pook.. pook.. pook..” bunyi benturan tubuhku dibokongnya. Beberapa usang! kemudian liang vaginanya mulai mengempot-empot serta menghisap-hisap pulang serta saya tidak kuasa menahan rintihan-rintihan bersamaan dengan rintihannya “Rima.. aahh.. enak shay.. hemnghh..”“Aahh.. akhuu.. aahh.. sham.. phai.. aahh..”, “Tahan.. dulu.. sha.. yg..hhuuh..” ujarku sembari terus menghunjam-hunjamkam penisku beringas sebab aku pula mulai mencicipi hal yang sama,“Aahh.. akhuu.. nggak.. kuat.. aahh.. AAHH..” “Seerrt..seerrt..seerrt..” balik Rima mencapai klRimaks dan menyemburkan cairan kental tubuhnya, berkali-kali, aku nggak peduli dan tetap ku genjot maju mundur penisku ke dalam vaginanya yg sudah sangat becek.Kurasakan penisku mirip disedot-sedot serta dipuntir-puntir di pada vaginanya yg telah bereaksi terhadap orgasmenya. Akhirnya mengalirlah lava panas asal dalam tubuhku melewati btg penisku lalu ke ujungnya lantas memuncratkan sperma hangatku ke pada vaginanya yg hangat “Aahh…” kami mendesah lega selesainya sedari tadi! berpacu mencapai kenikmatan yg amat sangat.Tubuh Rima mengigil menikmati sensasi yang baru saja dilaluinya buat kemudian balik mengendur meskipun vaginanya masih mengempot serta menghisap-hisap, saya diam serta kubiarkan Rima menikmati sensasi kenikmatan klRimaksnya.“Ahh.. punyamu enak ya Rima.. bisa ngempot-ngempot gini..”ujarku memuji, “enak mana sama punya adikku ?” tanyanya sambil menghadapkan kearah wajahku dibelakangnya serta tersenyum“Punyamu..hisapannya lebih hebat..mmhh..” kucium mesra bibirnya dan Rima memejamkan matanya. kemudian kucabut penisku “Ploop..” “Aahh..” Rima relatif menjerit, serta cepat kugandeng tangannya keluar berasal kamar mandi dan kembali ketempat tidur.setelah Rima merebahkan dirinya terlentang di tempat tidur, aku berada diatasnya sembari kuciumi serta kulumat bibir mungilnya “Mmhh..mmhh..” tangan kanannya meremas-remas penisku yang masih saja gagah selesainya dua jam bertempur “engkau hebat di, udah 2 jam masih keras aja.. dan kamu bener-bener bikin saya puas.” puji Rima, “Sekali lagi yaa, yg ini gong nya, saya bikin kamu puas serta nggak akan ngelupain aku selamanya, oke ?!” balasku, sambil berkata saya mulai menggeser tubuhku serta mengangkanginya, kemudian tanganku menuntun penisku memasuki liang vaginanya menuju pertempuran terakhir pada hari itu.“Sleepp..” “Auuwhh..” Rima relatif menjerit. Perlahan tapi mantap kudorong penisku, sambil terus kutatap paras cantik iparku ini, Rima merem melek, mengernyitkan dahinya, dan menggigit bibir bawahnya menggunakan nafas memburu menunda kenikmatan yg amat sangat didinding-dinding vaginanya yg becek “Hehhnghh.. engghh.. aahh..” gerangnya.saya mulai memaju mundurkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan makin usang makin cepat, makin cepat, dan makin cepat, ad interim Rima yang berada dibawahku mulai melingkarkan ke 2 kaki indahnya kepinggangku serta ke 2 tangannya memegang kedua tanganku yg sedang menyangga tubuhku, Rima mengerang-erang, mendesah-desah serta melenguh-lenguh “Aahh…. Oohh.. sshh.. teruss.. honey.. oohh..”, sementara akupun terbawa suasana dengusan nafas kami berdua yg memburu dengan menyertainya mendesah, mengerang, serta melenguh bersamanya “Enghh.. Rimaa.. oohh.. ennakh.. sayang..?” tanyaku“He-eh.. enghh.. aahh.. enghh.. enakhh.. banghethh.. dhii… aahh..” lenguhannya kadang meninggi disertai jeritan-jeritan kecil berasal bibir mungilnya “Oohh.. adhii.. oohh.. enghh..” tubuhnya mulai bergelinjangan serta berkelojotan, matanya mulai dipejamkan, jepitan kaki-kakinya mulai mengetat dipinggangku, kami terus memacu irama persetubuhan kami, aku yg beranjak turun naik memompa serta merojok-rojok btg penisku kedalam liang vaginanya diimbangi gerakan memutar-mutar pinggul Rima yang mengakibatkan sensasi memilin-milin di btg penisku, nikmat sekali.Kulepas pelukanku buat lalu aku merubah posisiku yang tadinya menidurinya ke posisi duduk, kuangkat kedua kaki Rima yg indah dengan kedua tanganku dan kubuka lebar-lebar untuk pulang kupompa batang penisku kedalam liang vaginanya yg makin basah serta makin menghisap-hisap“Enghh.. Adhii.. oohh.. shaa.. yg.. aahh..” ke 2 tangan Rima meremas erat bantal dibawah kepalanya yang menengadah keatas disertai rintihan, teriakan, desahan dan lenguhan asal bibir mungilnya yg tidak berhenti. Kepalanya terangguk-angguk serta badannya terguncang-guncang mengimbangi gerakan tubuhku yg makin beringas.kemudian aku membarui posisi kedua kaki Rima buat bersandar dipundakku, ad interim relatif kudorong tubuhku kedepan, ke 2 tanganku serta merta bergerak kekedua buah dadanya buat meremas-remas yg bulat membusung serta memuntir-puntir puting susunya kenyal serta mengeras tanpa kuhentikan penetrasi penisku kedalam liang vaginanya yg hangat serta basah. Rima tidak berhenti merintih serta mendesah sambil dahinya mengernyit menunda klRimaksnya supaya kami lebih usang menikmati permainan yg makin usang semakin nikmat serta membawa kami melayang jauh.“Oohh.. Ahh.. Dhii.. enghh.. ehn.. nnakhh..” desahan serta rintihan Rima menikmati gesekan-tabrakan batang penis dan rojokan-rojokan ketua penisku berirama merangsangku buat makin memacu pompaanku, nafas kami saling memburu.sehabis mulai kurasakan terdapat friksi asal pada tubuhku untuk menuju penisku, aku merubah posisi lagi buat ke 2 tanganku bersangga di siku-siku tanganku dan membelai-belai rambutnya yang sudah basah oleh kucuran keringat dari kulit kepalanya.sambil aku merapatkan tubuhku diatas tubuh Rima, kedua kaki Rima mulai menjepit pinggangku lagi buat memudahkan kami melakukan very deep penetration, rintihan dan desahan nafasnya yang memburu masih terdengar meskipun kami sambil berciuman Mmnghh.. mmhh.. oohh.. ahh.. Dhii.. mmhh.. enghh.. aahh..”“Oohh.. Rimaa.. enghh.. khalau.. mau sampai.. oohh.. bhilang.. ya.. sha.. yg..enghh..aahh..” ujarku meracau “Iyaa.. honey..oohh..aahh..” tubuh kami berdua makin berkeringat, serta rambut kami pula tambah acak-acakan, sekali waktu kami saling melumat bibir dengan permainan pengecap yg panas disertai gerakan maju mundur pinggulku yang diimbangi gerakan memutar, kekanan serta kekiri pinggul Rima.“Oohh.. dhii.. oohh.. uu.. dhahh.. belomm.. engghh.. akhu.. udahh.. nggak khuat..niihh,,” erangan-erangan kenikmatan Rima disertai tubuhnya yg makin menggelinjang hebat dan liang vaginanya yang mulai mengempot-empot dan menghisap-hisap hampir mencapai klRimaksnya“Dhikit.. laghi.. sayang.. oohh..” sambutku sebab penisku juga sudah mulai berdenyut-denyut “Aahh.. aa.. dhii.. noww..oohh.. enghh..aahh” jeritnya “Yeeaa.. aahh..” jeritanku mengiringi jeritan Rima, akhirnya kami mencapai klRimaks bersamaan,“Srreett.. crreett.. srreett.. crreett..” kami secara bersamaan serta bergantian memuntahkan cairan kenikmatan berkali-kali sambil mengerang-erang dan mendesah desah, kami berpelukan sangat erat, aku menekan pinggulku dan menancapkan penisku sedalam-dalamnya ke pada liang vag! ina Rima, sementara Rima membelit pinggangku menggunakan ke 2 kaki indahnya dan memelukku erat sekali seakan tidak ingin dilepaskan lagi sambil kuciumi lehernya serta bibir kami pula saling berciuman.Nikmat yg kami reguk sangatlah dahsyat dan sangat sulit dilukiskan menggunakan kata-istilah. sementara kami masih saling berpelukan erat, vagina Rima masih mengempot-empot dan menghisap-hisap habis cairan spermaku seakan menelannya hingga habis, dan penisku masih berdenyut-denyut didalamnya,serta lalu secara perlahan tubuh kami mengendur saling meregang, serta akupun jatuh tergulir disamping kanannya.Sesaat rebah berdiam diri bersebelahan, Rima kemudian merebahkan kepalanya dipundak kiriku sembari terengah-engah kelelahan serta mencoba mengatur nafasnya sesudah menikmati permainan nirwana dunia kami. Kulit tubuhnya yang putih serta halus berkeringat bersentuhan menggunakan kulitku yg berkeringat, Rima memelukku mesra, serta tangan kiriku membelai rambut serta pundaknya.“Adi.. kamu hebat banget, aku sampai puas banget sore ini, klRimaks yang aku rasakan beberapa kali belum pernah saya alamin sebelumnya, hemmhh..” Rima berkata sambil menghela nafas panjang “Ma kasih ya sayang.. thank you banget..” ungkapnya lagi sambil kami berciuman mesra sekali seakan tidak ingin diakhiri.film semi dewasa tidak terasa kami sudah mereguk kenikmatan berdua lebih berasal 4 jam lamanya dan hari telah menjelang sore. sehabis puas berciuman serta bermesraan, kami berdua menuju kamar mandi buat membasuh keringat yg membasahi tubuh kami, kami saling membasuh serta membelai tidak lupa diselingi ciuman-ciuman kecil yang mesra.
selesainya selesai kami berpakaian serta menuju lantai bawah ke ruang tengah buat menonton TV dan menunggu istri serta mertuaku dan anaknya pulang berasal kegiatan masing-masing. sambil menunggu kami masih saling berciuman menikmati waktu yg tersisa, Rima berucap padaku“Adi..kalo saya telpon, kamu mau dateng buat temenin aku ya sayang..” “absolut !” jawabku, lalu kami balik berciuman. sejak peristiwa itu, tiap kali Anto (suaminya) tidak di Jakarta, paling tidak seminggu dua kali aku absolut tiba kerumah Rima iparku itu untuk mereguk kenikmatan berdua hingga larut malam menggunakan alasan pada istriku lembur atau ada kedap dikantor, dan sebulan sekali saya absolut menghabiskan weekendku merengkuh kenikmatan langit ke 7 berdua Rima.
Leave a Reply